FORZA ITALIA
Gelar Ke 4
Piala Dunia 2006 berakhir dramatis. Lewat adu penalti, diwarnai kartu merah terhadap Zinedine Zidane, Italia tampil sebagai juara dunia untuk keempat kalinya. Di Olympic Stadium, Berlin, Minggu (10/7/2006), Fabio Cannavaro, usai melakoni pertandingan internasionalnya yang ke-100, mengangkat tinggi-tinggi tropi lambang supremasi tertinggi sepakbola yang telah diperebutkan sebanyak 17 kali itu.
Pada pertandingan final melawan Prancis, Italia menang adu penalti 5-3 setelah kedua kesebelasan bermain sama kuat 1-1 selama 120 menit. Ini adalah kali keempat Piala Dunia dimenangkan anak-anak terbaik dari Negeri Pizza setelah tiga sebelumnya direngkuh pada 1934, 1938, dan 1982. Kemenangan ini juga terasa istimewa karena Italia punya rekor yang buruk dalam adu penalti.
Italia tiga kali berturut-turut tersingkir di ajang Piala Dunia, dimulai di kandangnya sendiri pada 1990. Ketika itu mereka dihentikan Argentina di semifinal. Empat tahun kemudian Roberto Baggio dkk menyerah dari Brasil di final di AS, lalu ditumbangkan tuan rumah Prancis di babak perempatfinal 1998, juga dari proses yang sama.
Kemenangan ini juga merupakan pembalasan dari Prancis, yang juga mengalahkan mereka di final Euro 2000. Waktu itu Les Bleus unggul 2-1 lewat gol emas David Trezeguet. Ironisnya, Trezeguet justru menjadi salah satu penyebab kekalahan Prancis dalam adu penalti. Bertindak sebagai algojo kedua, tembakan striker Juventus itu membentur mistar gawang. Kecuali Trezeguet, semua eksekutor masing-masing tim dapat menunaikan tugasnya.
Akan tetapi nasib paling tragis dialami Zinedine Zidane. Pemain terbaik dunia tiga kali itu, yang merupakan "dewa" sepakbola Prancis dalam delapan tahun terakhir, harus mengakhiri karirnya yang gemerlapan dengan noda. Di menit 110 Zinedine tak mampu menahan emosinya. Tak disangka-sangka ia menanduk dada Marco Materazzi hingga bek Italia itu terjengkang. Wasit langsung merogoh kartu merah dari saku celananya dan mengusir Zidane.
Sampai sebelum dikartu merah, sebenarnya playmaker Real Madrid itu berhasil mencatat rekor khusus saat membuka skor di menit keenam lewat tendangan penalti, menyusul pelanggaran Materazzi terhadap Florent Malouda. Dengan cerdik Zidane men-chip bola dan mengirimnya ke pojok kiri gawang Gianluigi Buffon. Saat itulah pria botak berusia 34 tahun itu menjadi pemain keempat dalam sejarah Piala Dunia yang mampu mengemas total tiga gol di partai final, mengikuti jejak Goeff Hurst (Inggris), Pele dan Vava (Brasil).
Penalti itu sendiri berbau kontroversial karena kontak Materazzi dan Malouda tampak tidak terlalu keras. Para pemain Italia sempat memprotes keputusan tersebut, tapi wasit Horacio Elizodo asal Argentina tidak menggubrisnya. Italia menyamakan kedudukan di menit 19. Materazzi membayar kesalahannya dengan menanduk bola lambung yang dilepaskan Andrea Pirlo dari sepak pojok. Lompatannya mengalahkan Patrick Vieira dan sundulannya mengoyak jala Fabien Barthez.
Di menit 35 Italia nyaris berbalik memimpin ketika sekali lagi tendangan sudut Pirlo menghasilkan kemelut di mulut gawang Barthez. Namun sayang tandukan Luca Toni membentur mistar dan memantul ke luar. Di babak kedua Prancis kembali mengambil inisiatif serangan dan kelak sedikit mengendalikan permainan. Di menit 49 aksi individu Thierry Henry menanri-nari melewati empat pemain lawan berakhir tak manis setelah umpan silang datarnya keburu diamankan Gianluca Zambrotta.
Di menit 53 terjadi duel di antara Zambrotta dan Malouda di kotak 16 meter Italia. Dalam tayang ulang terlihat Malouda terjatuh karena ditekel Zambrotta, tapi wasit tidak menganggapnya sebagai pelanggaran. Italia, yang mulai lebih banyak ditekan, berhasil mencetak gol pada menit 61 lewat sundulan Toni. Namun wasit menganulirnya karena penyerang Fiorentina itu memang dalam posisi offside.
Semenit kemudian Henry bertarung satu-satu melawan Cannavaro. Namun tembakannya dapat ditepis Buffon, yang tampil cukup menawan malam ini. Sementara itu Italia mendapatkan peluangnya melalui bola mati. Di menit 77 free kick Pirlo sedikit melebar di sisi kanan gawang Barthez. Sampai babak kedua berakhir kedudukan masih 1-1 sehingga extra time harus dimainkan. Di menit 99 fans Italia nyaris bungkam ketika tembakan Ribery dari dalam kotak penalti sedikit melenceng di kiri gawang Buffon. Tiga menit kemudian Buffon melakukan penyelamatan terbaik dalam pertandingan ini saat menepis sundulan keras Zidane, yang berdiri bebas untuk menyambut umpan silang cantik Willy Sagnol dari sektor kiri pertahanan Italia.
Selang delapan menit petaka Zidane terjadi. Diduga keras ia diprovokasi dengan telak oleh Materazzi karena Zidane sempat menjauhi lawannya itu sebelum kembali dan menanduk dada bek Inter Milan itu. Zidane, yang fasih berbahasa Italia karena pernah lama berkarir di Juventus, tampaknya marah dengan omongan Materazzi. Keluarnya Zidane sebenarnya tidak membuat Prancis kedodoran, bahkan masih tetap mengendalikan permainan. Sebaliknya, Italia tak mampu memanfaatkan keunggulan jumlah pemain sehingga skor 1-1 bertahan hingga wasit meniup peluit panjangnya.
Pirlo, yang kemudian terpilih sebagai man of the match, menjadi algojo pertama yang sukses, diikuti pemain Prancis Sylvain Wiltord. Setelah Materazzi yang mampu menaklukkan Barthez, Trezeguet gagal. Berturut-turut Daniele de Rossi, Eric Abidal, Alessandro del Piero, dan Sagnol berhasil menunaikan tugasnya sebagai eksekutor. Fabio Grosso, yang dua kali menjadi pahlawan Italia saat melawan Amerika Serikat dan Jerman, memastikan kemenangan Azzurri setelah tembakannya tak terbendung masuk jala Prancis. Italia Juara.......