Lupakan Masalah Dengan Piala Dunia
Piala Dunia menjadi momen yang tepat untuk melupakan sejenak segala problematika di sekeliling kita. Tidak terkeculi di daerah konflik seperti Irak. Irak tidak mengirimkan wakilnya ke Piala Dunia karena timnasnya gugur dalam persaingan di Zona Asia. Tetapi di negeri yang tiap harinya masih marak terjadi teror itu animo masyarakat yang ingin menyaksikan event empat tahunan ini ternyata cukup besar.
Itu misalnya ditandai dengan peningkatan jumlah pembeli dekoder televisi kabel yang menayangkan Piala Dunia 2006. Tadinya peminat harus membeli dekoder seharga US$ 175 untuk membeli paket Piala Dunia selama sebulan. Tapi karena adanya peningkatan jumlah peminat, penjual akhirnya menawarkan paket yang lebih terjangkau yakni paket seharga US$ 221 dan US$ 355 untuk berlangganan selama setahun.
Peminat harus membeli dekoder, untuk menyaksikan pertandingan yang disiarkan stasiun televisi ART, karena tidak ada stasiun televisi Irak yang mampu membeli hak siar Piala Dunia. Meski mahal diakui oleh seorang penjual dekoder, peminat tetap banyak. Kebanyakan adalah para pemuda yang mungkin ingin melupakan sejenak kekisruhan di tanah air mereka. "Orang-orang Irak sangat menggilai sepakbola.
Dan sebagian besar klien kami adalah para pemuda yang ingin melepaskan diri dari realitas kekerasan di sini," kata Ahmed Hussein, 32, seperti dilansir AFP, Selasa (6/6/2006). Maraknya Piala Dunia di Irak tidak hanya ditandai dengan penjualan dekoder, tetapi juga penjualan jersey tim.
Di Baghdad, jersey yang dibanderol dengan harga US$ tiga per buahnya itu diserbu pembeli. Kebanyakan mencari seragam juara enam kali, Brasil. "Yang paling laku terjual adalah jersey milik Brasil, disusul Argentina, Jerman dan Italia," tutur seorang pemilik toko bernama Jabbar Hussein, 30. Yang unik di toko Hussein tidak kelihatan jersey tim-tim Timur Tengah yang terpajang.
Apakah tidak ada penggemar Tunisia atau Arab Saudi di Irak? Entahlah. Tampaknya tidak hanya di belahan dunia lain, di Irak yang dipuja pun para pemain yang merumput di Eropa memang lebih familiar.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home