Percaya Ga Percaya
Takhayul, Bagian dari Tradisi Sepakbola
Anda boleh percaya, boleh juga tidak dengan yang namanya takhayul. Tapi buat beberapa pesepakbola takhayul menjadi ritual tak terpisahkan dari aksi di atas lapangan hijau.
Sebagian orang menyebutnya takhayul, tapi mungkin saja sebagian lain menyebutnya sebagai mitos atau kebiasaan, atau ritual dari sebuah kepercayaan atau agama tertentu. Tapi apapun namanya, bisa dipastikan 32 tim yang berangkat ke Jerman akan punya keyakinan dari cara yang berbeda soal bagaimana suatu rutinitas atau ritual bisa membantu meraih kemenangan.
Kepercayaan terhadap hal-hal mistis atau gaib mungkin paling banyak di temui di benua Afrika. Tapi bukan berarti hal serupa tak bakal kita temui di benua Eropa.
Yang paling hangat tentu saja yang terjadi pada Raul Gonzales dan pelatih Spanyol, Luis Aragones. Gara-gara kepercayaan yang dianutnya menganggap warna kuning sebagai pembawa berita buruk, Aragones melarang Raul mengenakan kostum warna kuning.
Padahal Brasil yang punya warna kuning sebagai warna utama kausnya justru bisa meraih lima tropi Piala Dunia. Tapi bukan berarti "Tim Samba" tak punya takhayul sama sekali. Yang paling terkenal tentu saja keyakinan pelatih Brasil di Piala Dunia 1998, Mario Zagalo terhadap angka 13 yang dianggapnya membawa keberuntungan.
"Saya memulainya karena pengaruh istri saya. Nomor 13 mulai saya gunakan di kostum saya karena dia mempersembahkannya pada Santo Antony di tanggal 13 Juli," ungkap Zagalo seperti dilansir situs resmi FIFA.
Atas keyakinannya pada angka 13 itulah Zagalo juga optimis Brasil bisa meraih gelar juara dunia yang keenam kalinya. Alasannya? Bisa ditebak, menurut Zagalo nama pelatih Brasil saat ini Carlo Alberto terdiri dari 13 huruf (nama aslinya adalah Carlos Alberto Gomes Parreira) dan partai perdana Brasil di Piala Dunia akan digelar pada tanggal 13 Juni (melawan Kroasia).
Pelatih yang punya kebiasaan unik lain adalah Carlos Bilardo. Orang nomor satu di tim Argentina pada Piala Dunia 1986 dan 1990 ini selalu meminjam pasta gigi dari salah satu anak didiknya sebelum pertandingan sebagai pembawa keberuntungan.
Giovanni Trapattoni juga tak mau kalah. Pelatih timnas Italia di kurun 2000-2004 itu sering terlihat memercikkan air suci dari sebuah botol yang disiapkan adiknya yang juga seorang Biarawati. Hal ini sempat mengundang kontroversi di negeri Pizza.
Yang dilakukan Raymond Domenech juga tak kalah unik. Dalam memilih pasukannya untuk diberangkatkan ke Jerman, pelatih Prancis itu berpatokan pada zodiak pemain. Robert Pires yang berbintang scorpio menjadi salah satu korban "kebijakan" Domenech.
"Mereka (scorpio/kalajengking) selalu berakhir dengan saling membunuh antar sesamanya. Juga mereka yang berbintang Leo, yang sangat tempramental dan sepertinya siap melakukan 'sesuatu yang gila'," terang Domenech.
Bukan hanya pelatih yang punya kepercayaan-kepercayaan serupa. Kita tentu masih ingat bagaimana Laurent Blanc selalu mencium kepala plontos Fabien Barthez sebelum pertandingan dimulai.
Gary Lineker salah satu pemain yang percaya akan banyak hal yang berbau takhayul sepanjang karirnya. Dengar saja pengakuannya: "Setiap melakukan pemanasan saya tak akan menendang bola ke dalam gawang karena saya tak ingin membuang-buang gol. Saya ingin menyimpannya untuk pertandingan. Saya juga selalu mengganti seragam saya di babak kedua kalau saya tak mencetak gol dibabak pertama. Tapi jika mencetak gol tentu saya tak akan mengganti seragam. Jika saya mengalami hari yang buruk, saya pasti memotong rambut."
Kiper Argentina di Piala Dunia 1990, Sergio Goycochea punya ritual yng lumayan jorok. Ia selalu buang air kecil di muka gawangya sebelum menghadapi tendangan penalti. Kebiasaannya itu terhitung berhasil sampai Andreas Brehme membobol gawangnya dari titik putih di babak final.
Efektifkan semua rutinitas dan ritual bintang lapangan hijau itu? Semua berpulang kepada Anda bagaimana menanggapi kebiasaan unik para pelaku sepakbola itu.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home