INGUH "Jasri Communities"

PEACE, LOVE, FRIENDSHIP AND ALCOHOL!!!!


| Sepak Bola | | Komputer | | Artikel | | Wisata| | About Inguh|

Wednesday, May 31, 2006

Percaya Ga Percaya

Takhayul, Bagian dari Tradisi Sepakbola

Anda boleh percaya, boleh juga tidak dengan yang namanya takhayul. Tapi buat beberapa pesepakbola takhayul menjadi ritual tak terpisahkan dari aksi di atas lapangan hijau.
Sebagian orang menyebutnya takhayul, tapi mungkin saja sebagian lain menyebutnya sebagai mitos atau kebiasaan, atau ritual dari sebuah kepercayaan atau agama tertentu. Tapi apapun namanya, bisa dipastikan 32 tim yang berangkat ke Jerman akan punya keyakinan dari cara yang berbeda soal bagaimana suatu rutinitas atau ritual bisa membantu meraih kemenangan.
Kepercayaan terhadap hal-hal mistis atau gaib mungkin paling banyak di temui di benua Afrika. Tapi bukan berarti hal serupa tak bakal kita temui di benua Eropa.
Yang paling hangat tentu saja yang terjadi pada Raul Gonzales dan pelatih Spanyol, Luis Aragones. Gara-gara kepercayaan yang dianutnya menganggap warna kuning sebagai pembawa berita buruk, Aragones melarang Raul mengenakan kostum warna kuning.
Padahal Brasil yang punya warna kuning sebagai warna utama kausnya justru bisa meraih lima tropi Piala Dunia. Tapi bukan berarti "Tim Samba" tak punya takhayul sama sekali. Yang paling terkenal tentu saja keyakinan pelatih Brasil di Piala Dunia 1998, Mario Zagalo terhadap angka 13 yang dianggapnya membawa keberuntungan.
"Saya memulainya karena pengaruh istri saya. Nomor 13 mulai saya gunakan di kostum saya karena dia mempersembahkannya pada Santo Antony di tanggal 13 Juli," ungkap Zagalo seperti dilansir situs resmi FIFA.
Atas keyakinannya pada angka 13 itulah Zagalo juga optimis Brasil bisa meraih gelar juara dunia yang keenam kalinya. Alasannya? Bisa ditebak, menurut Zagalo nama pelatih Brasil saat ini Carlo Alberto terdiri dari 13 huruf (nama aslinya adalah Carlos Alberto Gomes Parreira) dan partai perdana Brasil di Piala Dunia akan digelar pada tanggal 13 Juni (melawan Kroasia).
Pelatih yang punya kebiasaan unik lain adalah Carlos Bilardo. Orang nomor satu di tim Argentina pada Piala Dunia 1986 dan 1990 ini selalu meminjam pasta gigi dari salah satu anak didiknya sebelum pertandingan sebagai pembawa keberuntungan.
Giovanni Trapattoni juga tak mau kalah. Pelatih timnas Italia di kurun 2000-2004 itu sering terlihat memercikkan air suci dari sebuah botol yang disiapkan adiknya yang juga seorang Biarawati. Hal ini sempat mengundang kontroversi di negeri Pizza.
Yang dilakukan Raymond Domenech juga tak kalah unik. Dalam memilih pasukannya untuk diberangkatkan ke Jerman, pelatih Prancis itu berpatokan pada zodiak pemain. Robert Pires yang berbintang scorpio menjadi salah satu korban "kebijakan" Domenech.
"Mereka (scorpio/kalajengking) selalu berakhir dengan saling membunuh antar sesamanya. Juga mereka yang berbintang Leo, yang sangat tempramental dan sepertinya siap melakukan 'sesuatu yang gila'," terang Domenech.
Bukan hanya pelatih yang punya kepercayaan-kepercayaan serupa. Kita tentu masih ingat bagaimana Laurent Blanc selalu mencium kepala plontos Fabien Barthez sebelum pertandingan dimulai.
Gary Lineker salah satu pemain yang percaya akan banyak hal yang berbau takhayul sepanjang karirnya. Dengar saja pengakuannya: "Setiap melakukan pemanasan saya tak akan menendang bola ke dalam gawang karena saya tak ingin membuang-buang gol. Saya ingin menyimpannya untuk pertandingan. Saya juga selalu mengganti seragam saya di babak kedua kalau saya tak mencetak gol dibabak pertama. Tapi jika mencetak gol tentu saya tak akan mengganti seragam. Jika saya mengalami hari yang buruk, saya pasti memotong rambut."
Kiper Argentina di Piala Dunia 1990, Sergio Goycochea punya ritual yng lumayan jorok. Ia selalu buang air kecil di muka gawangya sebelum menghadapi tendangan penalti. Kebiasaannya itu terhitung berhasil sampai Andreas Brehme membobol gawangnya dari titik putih di babak final.
Efektifkan semua rutinitas dan ritual bintang lapangan hijau itu? Semua berpulang kepada Anda bagaimana menanggapi kebiasaan unik para pelaku sepakbola itu.

Monday, May 29, 2006

Andriy Shevchenko

Pahlawan Ukraina
Setelah berdiri sejak 1991 akhirnya Ukraina dapat lolos ke Piala Dunia untuk pertama kalinya tahun ini. Keberhasilan ini tentunya tak lepas dari peran Kapten sekaligus striker utama mereka, Andriy Shevchenko. Pemain yang mengawali karirnya di klub Dynamo kiev tahun 1994 memang menjadi bagian vital sepakbola ukraina. Apalagi saat ini ia tengah berada pada masa keemasannya.

Bayangkan saja, selama kurang dari lima musim membela AC Milan, klubnya saat ini, pria bernama lengkap Andriy Mykolayovych Shevchenko ini telah mencetak lebih dari 100 gol. Pemain bernomor punggung tujuh ini pun menjadi pemain asing pertama yang menjadi capocanonieri atau pencetak gol terbanyak dengan 24 gol di musim pertamanya di Italia. Mengingat masa kecil Sheva (panggilan Shevchenko) sungguh sangat beruntung. Gagal di ujian kemasukkan sekolah khusus olahraga di Kiev, ia dilihat oleh pemandu bakat klub Dynamo Kiev ketika bermain di turnamen anak-anak.

Sheva kecil akhirnya dipanggil untuk masuk klub junior Dynamo Kiev. Dan ketika sedang memperkuat tim Dynamo Kiev U-14 pada Piala Ian Rush di Wales, ia menjadi topskor. Sheva dihadiahi sepasang sepatu yang pernah dipakai Ian Rush, yang diberikan oleh mantan pemain Liverpool itu sendiri. Kini suami model terkenal Amerika Kristen Pazik yang dinikahi pada Juli 2004 itu telah dapat disejajarkan jika tak dapat dikatakan telah melebihi dengan legenda Liverpool tadi. Ia pun menjadi orang Ukraina pertama yang dapat merebut tropi Liga Champions, yaitu di tahun 2003 bersama AC Milan.

Pengakuan kehebatan Sheva datang dari Legenda sepakbola Brasil Pele, yang memasukkan Sheva ke dalam 125 pemain terbaik dunia. Ayah dari Jordan ini juga dianugerahi julukan "Hero of Ukraina" (Pahlawan Ukraina) oleh mantan Presiden Ukraina Leonid Kuchma di tahun 2004.

Pria yang lahir di Dvirkivschyna ini melakukan debutnya di tim nasional Ukraina pada 25 Maret 1995 Melawan Kroasia. Saat itu Sheva baru berumur 19 tahun 177 hari. Sayangnya pemain kelahiran 29 September 1976 ini tak dapat berbuat banyak di debutnya. Ukraina akhirnya kalah 4-0. Sejak itu ia telah tampil sebanyak 63 kali dan mencetak 28 gol bagi negara pecahan Uni Soviet tersebut.

Setelah sepuluh tahun membela Ukraina ia masih belum dapat membawa negaranya ke turnamen sepakbola terbesar di dunia. Meskipun begitu penampilannya tetap membuat para suporter Ukraina ataupun pendukungnya di seluruh dunia tetap memujanya. Sheva pun menanggapinya dengan rendah hati, "Jangan menjadikan saya seorang idola. Saya masih berusaha melakukan yang terbaik."

Pemain setinggi 1,8 meter ini akhirnya sukses membawa Ukraina lolos Piala Dunia untuk pertama kalinya. Meskipun pada babak kualifikasi ia hanya bermain sebanyak sembilan kali dari 12 pertandingan yang dilalui Ukraina. Namun ia berhasil menyumbangkan sepertiga (6 gol) dari total gol ukraina yang berjumlah 18.

Dan sekarang Pemain terbaik Eropa tahun 2004 ini bertekad untuk menyumbangkan gol-golnya bagi Ukraina di Jerman nanti. "Ketika seorang striker menguasai bola, dia hanya boleh memikirkan satu hal yaitu mencetak gol. Ini tak ada hubungannya dengan egoisme, hanya menunaikan tugasnya. Tujuan utamaku adalh mencetak gol, bukan untukku sendiri tetapi untuk tim," ujar Shevchenko.

Sunday, May 28, 2006

Ruud Van Nistelrooy

Pembuktian Pertama di Piala Dunia
Kegagalan Belanda lolos ke Piala Dunia 2002 Korea-Jepang menunda kiprah Ruud Van Nistelrooy di Piala Dunia. Kini di Jerman 2006, mungkin hanya nama Van Nistelrooy yang ada dalam pikiran pelatih Marco Van Basten untuk mengisi satu tempat di lini depan Oranye."Saya harus tegaskan pada Van Nistelrooy bahwa dia tidak perlu khawatir dengan tempatnya di tim nasional," ujar Van Basten yang dilansir dari fifaworldcup.com.
Tak ada yang menyangkal kehebatan pemain bernama lengkap Rutgerus Johannes Martinius Ruud van Nistelrooij ini sebagai penyerang. Ia adalah predator di kotak penalti. Keberadaannya di kotak 16 akan selalu membuat lini belakang lawan gentar.Pemain kelahiran Oss 1 Juli 1976 ini boleh dibilang salah satu striker terbaik dunia saat ini. Ia terkenal pandai menempatkan posisi untuk mencetak gol. Keseimbangan tubuh pemain setinggi 188 cm ini juga terbilang bagus, sangat kuat dalam duel satu lawan satu dengan pemain bertahan lawan.
Kepala dan kakinya sama tajam dalam menghasilkan gol.Penyerang yang mengawali kiprahnya di klub Den Bosch itu sampai saat ini telah memperkuat tim nasional Belanda sebanyak 49 kali dan mengantongi 25 gol. Partai internasional pertamanya dimulai pada bulan November 1998 saat Tim Oranye bertemu Jerman. Setelah itu Nistelrooy harus menunggu enam tahun untuk memperkuat Belanda di sebuah turnamen besar. Euro 2004 merupakan ajang besar pertamanya bersama timnas. Di turnamen ini pemain yang dijuluki Van the Man mencetak gol penyama dari posisi yang cukup sulit saat Belanda bertemu Jerman di penyisihan grup.
Ia mengakhiri Euro 2004 dengan torehan empat gol, satu lebih sedikit dari topskor turnamen Milan Baros dari Republik Ceko. Belanda pun harus puas melangkah sampai semifinal sebelum ditaklukkan tuan rumah Portugal.Di Manchester United (MU) klubnya sekarang Nistelrooy menjadi pemain kepercayaan Sir Alex Ferguson sejak ia datang dari PSV Eindhoven tahun 2001. Bulan Maret lalu ia baru saja mencetak gol ke 150 bagi Setan Merah. Di penyisihan Piala Dunia 2006, Nistelrooy membawa Belanda menjadi kampiun Grup 1 Zona Eropa. Ia sendiri menjadi pencetak gol terbanyak untuk Belanda dengan tujuh gol dari 12 pertandingan.
Gelar juara liga Belanda bersama PSV Eindhoven dan gelar juara liga Inggris bersama MU pernah dikecap oleh suami Leontine Slaats. Sekarang tentunya ia ingin menambah gelar bersama tim nasional.Keberadaan Van Nistelrooy bersama Oranye di piala dunia kali ini tentunya menjadi ancaman bagi lawan-lawan Belanda. Bukan mustahil performa bagus Ruudtje di piala dunia ini menghasilkan gelar juara dunia pertama bagi Belanda.

Saturday, May 27, 2006

Philippe Senderos

KAPTEN MASA DEPAN SWISS

Muda tetapi punya ketenangan di lapangan. Philippe Senderos adalah pemain dengan ciri tersebut. Kedewasaan yang ditunjukkan pemain 21 tahun ini membuat pelatih Swiss Kobi Kuhn tak ragu memanggilnya.Ia adalah bintang masa kini di tim "Nati" julukan timnas Swiss. Bersama beberapa pemain muda seperti Johan Vonlanthen, Tranquillo Barneta, juga Valon Behrami mereka menjadi tumpuan di Jerman 2006.
Piala Dunia ini akan menjadi pengalaman berharga untuk mereka sebelum tampil di Euro 2008 di Swiss & Austria. Sebagai pemain andalan, cedera yang dialami Senderos akhir April lalu saat membela Arsenal melawan Tottenham Hotspur membuat sepakbola Swiss sempat tegang. Cedera ini tidak akan sampai membuatnya absen di Piala Dunia, tetapi besarnya perhatian publik Swiss menunjukkan betapa pentingnya peran pemain bertinggi 190 cm ini.Senderos kini menjadi simbol baru.
Dulu banyak yang tak percaya bahwa pemain berdarah campuranan Spanyol-Serbia ini bisa membela timnas di usia yang masih terhitung muda, 20 tahun. Namun setelah berjalan setahun kehadirannya di lini belakang Swiss sangat diharapkan.Senderos memulai karir sepakbolanya di klub Servette. Bakatnya ternyata ditangkap oleh pelatih Arsenal Arsene Wenger yang lalu membawanya ke Highbury. Senderos pindah ke The Gunners saat usianya masih 17 tahun. Sebelum datang ke Arsenal ia merupakan kunci sukses Swiss U-17 saat menjuarai Piala Eropa tahun 2002.
Senderos mendapat panggilan pertama untuk memperkuat Swiss senior di kualifikasi Piala Dunia saat tim ini akan bertandang ke kandang Prancis. Pemanggilan ini terjadi hanya beberapa minggu setelah ia merayakan ultah-nya yang ke-20. Posisinya saat itu adalah menggantikan centre-back Murat Yakin yang cedera.Debut yang berakhir dengan skor 0-0 ini membuat mata sepakbola Swiss memandang padanya. Ia kemudian secara reguler menjadi pilihan Kuhn. Bersama Senderos, Swiss hanya kemasukan empat gol di delapan pertandingan kualifikasi.
Pemain yang mahir berbicara lima bahasa ini diramal akan menjadi kapten timnas dan Arsenal di masa depan. Kepemimpinan Senderos di turnamen besar sudah terbukti di tim U-17 Swiss. Mengapa tidak, tim senior pun sangat mungkin dipimpinnya.

Friday, May 26, 2006

TIM CAHILL

SIAP BERAKSI


Selama beberapa tahun belakangan ini dunia lebih mengenal Harry Kewell sebagai bintang tim nasional Australia. Tetapi sekarang The Socceroos mempunyai bintang baru, Tim Cahill. Sewaktu Kewell, pemain yang dikatakan anak emas Australia, merebut penghargaan sebagai pemain terbaik Oseania tahun 1999, Cahill masih berada di divisi dua Liga Inggris bersama klub Millwall.

Demikian juga ketika Kewell pindah ke Liverpool tahun 2003, kepindahan Cahill ke Everton di musim berikutnya luput dari perhatian. Saat itu perhatian pendukung Everton hanyalah terhadap perpindahan Wayne Rooney ke Manchester United.

Tetapi sejak itu perjalanan karir pemain kelahiran 6 Desember 1979 ini terus menanjak. Gelandang setinggi 178 cm tesebut terpilih sebagai pemain terbaik Everton musim 2003/2004. Ia juga tercatat sebagai topskor bagi klubnya dengan 12 gol dari 38 pertandingan.

Debutnya di tim nasional dimulai sewaktu melawan Afrika Selatan pada Juni 2004 yang berkesudahan dengan hasil imbang 0-0. Sebenarnya keahlian Cahill telah dipantau pelatih Australia saat itu, Frank Farina, sejak tahun 1999. Namun Pemain yang pernah memperkuat tim yunior Sidney United dan Sidney Olympic ini belum dapat membela Australia saat itu karena Cahill pernah membela tim nasional Samoa U-20, yang merupakan negara kelahiran ibunya, Sisi.

Semenjak debutnya tersebut pemain yang pindah ke Inggris pada umur 16 ini terus menampilkan permainan yang bagus. Puncaknya ketika ia terpilih menjadi pemain terbaik Oseania, mengalahkan Mark Schwarzer dan Marco Bresciano di akhir tahun 2004.

Pemain yang telah mencetak 76 gol sepanjang karirnya di Liga Inggris ini menyarangkan gol perdananya hanya dua bulan setelah debutnya di tim nasional. Pada pertandingan kedua kualifikasi melawan Tahiti (31/5/04), Cahill langsung menyumbangkan dua gol. Dua hari berikutnya ia mencetak hat-trick pertamanya di tim nasional saat menang 6-1 melawan Fiji.

Sejauh ini Cahill telah menyumbangkan tujuh gol dari sepuluh penampilannya bersama Australia di kualifikasi Piala Dunia. Kemudian pada partai play-off melawan wakil Amerika Selatan, Uruguay (12 & 16 November 2005), Cahill membawa Australia lolos ke Jerman setelah menang 4-2 lewat adu penalti.

Selain tampil di kualifikasi Piala Dunia, pria yang lahir di Sidney tersebut juga pernah membela Australia pada Olimpiade 2004 di Athena sebagai salah satu dari tiga orang pemain senior. Kemudian ia juga bermain di Piala Konfederasi tahun 2005 di Jerman, di turnamen ini Austrlia kalah tiga kali pada babak awal.
Meskipun mengalami kegagalan di Piala Konfederasi, namun nama Cahill tetap menjadi ancaman bagi tim-tim lawannya di Piala Dunia 2006.

Milosevic

Manusia Rekor Dari Serbia.

Ia adalah pemain tertua kedua di skuad Serbia & Montenegro. Tapi soal pengalaman, Savo Milosevic tak tertandingi di antara rekan-rekan setimnya saat ini, apalagi menyangkut rekor. Soal yang kedua, Milosevic adalah pemilik dua rekor sekaligus di lingkup domestik. Selain yang paling sering membela negaranya di kancah internasional mengantongi 97 cap ia juga topskor timnasnya dengan 35 gol.

Saat ini hanya ia dan gelandang Inter Milan Dejan Stankovic yang pernah tampil di Piala Dunia 1998. Saat itu negeri mereka masih berbendera Yugoslavia dan lolos ke babak 16 besar sebelum dihentikan Belanda. Kedua pemain tersebut plus Mateja Kezman juga berkiprah di Euro 2000. Lagi-lagi Milosevic relatif paling menonjol dalam timnya karena gelar topskor ia sabet bersama striker Belanda Patrick Kluivert dengan lima gol.

Satu lagi, bomber Osasuna ini juga berpotensi memberi "tuah" pada Serbia & Montenegro untuk kiprahnya di Jerman nanti. Sepanjang keterlibatannya di Piala Dunia, jika Milosevic dimainkan, terbukti timnya tak pernah menelan kekalahan. Tak pelak pemain kelahiran 2 September 1973 itu merupakan pemain paling berpengalaman dalam skuad Ilija Petkovic di Piala Dunia 2006. Ia hanya kalah dalam hal usia dari gelandang Olympiakos, Predrag Djordjevic (34).

"Aku bukan orang yang percaya pada takhyul, baik itu rekor buruk maupun baik. Aku beberapa kali memecahkan rekorku sendiri karena rekor itu ada memang untuk dipatahkan," ujar Milosevic tentang sederet rekor yang disandangnya itu. Pelatih Petkovic punya pendapat tentang penyerang bernomor punggung 9 ini, yang membuatnya tidak pernah ragu untuk menyerahkan alur serangan kepada Milosevic.

"Dia selalu terbuka untuk berdialog dan mau mendengarkan orang lain, hal mana sangat penting untuk membangun spirit yang bagus buat tim. Dia selalu ingin tahu jalan pikiran pemain-pemain lain dan sangat ahli dalam hal itu," demikian sang pelatih.

Mengenai peluang Serbia & Montenegro di Piala Dunia kali ini, Milosevic mengingatkan fansnya untuk lebih realistis, setidaknya dibanding delapan tahun silam. Ukurannya jelas, mereka berada di grup maut bersama Argentina, Belanda, dan Pantai Gading. "Kalau kami bisa lolos dari grup ni termasuk mengatasi juara dunia dua kali Argentina dan Belanda, maka kami bisa melangkah lebih jauh. Sebaliknya, kami juga bisa main bagus tapi tidak lolos juga," tuturnya dikutip YahooSport.

"Betul, grup kami yang paling berat, cocok disebut grup maut. Tapi ini grup yang kuat karena kami juga berada di dalamnya. Kami tidak perlu takut pada siapapun tapi juga tetap menaruh respek pada setiap rival."
Milosevic juga berbicara tentang tim-tim favorit, yang sebagian orang masih menempatkan Brasil di tangga teratas. "Italia punya paduan talenta yang sempurna, pengalaman dan staf yang baik. Aku tidak berpikir Brasil atau Jerman bisa juara," tuturnya.

Di level klub, Milosevic pernah bermain untuk FK Partizan (1992-95), Aston Villa (1995-98), Real Zaragoza (1998-2000 dan 2002), Parma (2000-01), Espanyol (2002-03), Celta Vigo (2003-04) dan Osasuna (2004-sekarang). Musim lalu ia menyumbangkan 11 gol untuk mengantarkan Osasuna finis di tempat keempat La Liga dan musim depan akan berkiprah di Liga Champions untuk pertama kalinya.

Wednesday, May 24, 2006

Zlatan Ibrahimovic

Kami Bakal Tampil Lebih Tangguh
Striker Swedia, Zlatan Ibrahimovic, yakin tim nasional negerinya sekarang jauh lebih tangguh dibanding penampilan mereka di ajang Piala Eropa 2004. Alasannya, kini mereka jauh lebih kompak lantaran sudah cukup lama bermain bersama.

"Swedia bakal tampil lebih tangguh dibanding penampilan kami dua tahun lalu. Kini satu sama lain sudah cukup mengenal karena kami sudah cukup lama bermain bersama di tim nasional," ujar Ibrahimovic. Beberapa waktu lalu, Ibrahimovic malah sempat menegaskan bahwa Swedia memiliki peluang untuk merebut gelar juara Piala Dunia 2006.

Di Piala Eropa dua tahun lalu yang digelar di Portugal, Swedia mampu melaju sampai babak perempat final. Tapi, kemudian mereka dikandaskan oleh Belanda lewat adu penalti. Meski tersingkir, penampilan Ibrahimovic yang kala itu masih bermain untuk Ajax telah memikat pelatih Juventus, Fabio Capello, yang akhirnya memang merekrut pemain itu.

Di Jerman, Ibrahimovic tampaknya akan dipasangkan oleh pelatih Swedia, Lars Lagerback, dengan striker Barcelona, Henrik Larsson, sebagai ujung tombak. Selain Larsson dan Ibrahimovic, memang masih ada beberapa striker yang disiapkan Lagerback untuk menghadapi Piala Dunia 2006, antara lain penyerang FC Copenhagen, Marcus Allback, dan ujung tombak Ajax Amsterdam, Markus Rosenberg.

Namun, duet Ibrahimovic dan Larsson tampaknya masih merupakan pilihan utama Lagerback. Apalagi, Ibrahimovic sendiri mengaku sudah memiliki saling pengertian dengan Larsson saat mereka dipasangkan sebagai ujung tombak tim nasional negerinya.

Di mata Ibrahimovic yang dilahirkan di Kota Malmo, 3 Oktober 1981, itu, Larsson adalah seorang pesepak bola legendaris negerinya. Dan Kekaguman Ibrahimovic terhadap Larsson juga kian besar saat Larsson menegaskan dirinya bakal kembali bermain di salah satu klub divisi utama Swedia, Helsingborg, seusai Piala Dunia mendatang.

"Ia berbuat segalanya bagi negerinya, baik di dalam pertandingan maupun di luar lapangan," kata Ibrahimovic yang belakangan disebut-sebut diinginkan oleh dua klub raksasa, Chelsea dan Barcelona, itu.
Ketajaman duet Ibrahimovic dan Larsson akan diuji oleh tim Inggris, Paraguay, serta Trinidad dan Tobago, yang sama-sama menjadi penghuni Grup B, di Jerman nanti.

Park Ji-Sung

Kami Kuat Di Segala Lini

Pemain andalan Korea Selatan (Korsel) di ajang Piala Dunia 2006 mendatang, Park Ji-sung, yakin timnya bakal melakukan gebrakan lagi di Jerman. Seperti di Piala Dunia 2002 silam, Korea Selatan memang sempat mengejutkan dunia dengan keberhasilan mereka melaju ke babak semifinal.

Menurut Park, tim Korea Selatan kali ini tangguh di segala lini. "Sehingga, tak ada lagi yang masih perlu dibenahi di Jerman nanti," katanya. "Di dalam sepak bola, para penyerang bukan hanya sekadar ujung tombak," ujar Park. "Demikian pula, para pemain bertahan bukan hanya bertugas mengamankan lini belakang tim. Yang paling penting adalah bagaimana kesebelas pemain mampu bekerja sama dengan baik dalam menyerang dan bertahan."

Belum lama ini, pemain sayap Manchester United (MU) itu disebut-sebut mantan pelatih Korea Selatan, Guus Hiddink, sebagai pemain kunci tim Negeri Ginseng yang harus diwaspadai tim mana pun yang akan berhadapan dengan mereka. “Tim yang dapat mengunci pergerakan Park, maka tim tersebut sudah separo jalan untuk mengalahkan Korsel,” kata Guus Hiddink, pelatih timnas Australia, dalam wawancaranya dengan sebuah stasiun televisi beberapa waktu lalu.

“Park telah membuktikan ia mampu bertahan di kompetisi Eropa yang jauh dari tempat asalnya,” kata Hiddink mengenai pemain kelahiran Seoul berusia 25 tahun itu. "Memang, Park bukanlah pemain paling senior di timnas Korea, tetapi kehadirannya benar-benar sangat berpengaruh terhadap tim.”
Memang, diakui oleh Park Ji-sung, tekanan yang ia terima selama bermain di MU sangat berat. "Demikian pula harapan dari para suporter tim tersebut kepada kesebelasan kesayangan mereka," kata Park.
Kendati demikian, perlahan-lahan ia yakin bisa segera beradaptasi di klub besar itu. "Jika kita bisa bermain baik selama lima menit, pasti sang pelatih akan memainkan kita selama 10 atau 15 menit," ujar Park yang dilahirkan di Seoul, ibu kota Korea Selatan, itu.

Korea Selatan yang kini diasuh Dick Advocaat itu akan bersaing dengan Prancis, Togo, dan Swiss di Grup G. Mereka akan mengawali perjuangan di Piala Dunia 2006 dengan laga melawan salah satu wakil Afrika, Togo, pada 13 Juni di Franfurt.

Tuesday, May 23, 2006

Yanagisawa

Sembuh dan Siap Bertempur

Mantan pemain Sampdoria dan Messina, Atsushi Yanagisawa, menegaskan kini kondisinya telah kembali fit setelah mengalami cedera dua bulan silam. Ia pun mengaku siap bertempur bagi tim nasional Jepang di ajang Piala dunia 2006.

"Inilah untuk pertama kalinya saya kembali tampil dalam sebuah pertandingan, " kata Yanagisawa seusai mengikuti pertandingan pemanasan yang mempertemukan tim asuhan Zico dengan tim junior Kota Naraha, sebelah utara Tokyo.

"Dan saya merasa kondisi saya saat ini sangat fit," kata striker klub Kashima itu. Yanagisawa kembali ke Jepang setelah selama tiga tahun bermain di liga Italia, antara lain di Juventus dan Messina. Tapi, prestasinya bisa bilang buruk. Sebab, dari 44 pertandingan di liga Italia yang sempat diikutinya, Yanagisawa sama sekali tak mampu mencetak satu gol pun.

Toh, di pertandingan uji coba melawan tim junior kota setempat itu, Yanagisawa mencetak satu gol dan memberikan kontribusi besar bagi dua gol lainnya. "Di dalam situasi yang saya hadapi ini, segala sesuatunya bisa menjadi baik, atau sebaliknya, malah bertambah buruk," katanya. "Tapi, nyatanya, cedera pada kaki saya sekarang sudah tidak menjadi masalah lagi."

Bagi Yanagisawa, keikursertaannya di Piala Dunia 2006 akan menjadi partisipasinya yang kedua di ajang Piala Dunia. Di Jepang, pada Piala Dunia 2002, ia sempat tampil memperkuat Jepang dalam tiga pertandingan. Tapi, waktu itu pun ia tak berhasil menciptakan sebuah gol bagi timnya. Namun, dari keseluruhan penampilannya bersama tim Jepang, Yanagisawa telah mencetak 17 gol dari 55 pertandingan.

Tim asuhan Zico akan menghabiskan waktu selama sekitar seminggu di Kota Naraha. Setelah itu, pada hari Jumat mendatang, mereka akan meninggalkan negeri mereka untuk berangkat ke Jerman. Di ajang Piala Dunia 2006, Jepang akan berada di Grup F bersama juara bertahan Brasil, Australia, dan Kroasia. (SH)

Torres Vs Raul

Torres Tak Mau Jumawa, Raul Optimistis


Skiper tim nasional Spanyol, Raul, yakin ia akan tampil lebih tajam di Piala Dunia 2006 ketimbang beberapa penampilannya di sejumlah turnamen lain. Meski selama sekitar tiga bulan silam ia harus berkutat dengan upaya pemulihan kondisi semenjak didera cedera lutut, Raul optimistis fisiknya sudah prima saat tampil di Jerman.
"Mungkin inilah Piala Dunia terakhir saya," kata Raul. "Dan saya benar-benar ingin segera tampil di ajang tersebut.
Saat ini, menurut Raul, kondisi fisiknya sedang menuju pada kondisi puncak. "Saya akan tampil di Jerman tepat ketika kondisi fisik saya telah mencapai tahap yang jauh lebih baik dibanding penampilan saya sebelumnya di sejumlah kejuaraan lain," katanya.
Di Jerman, Raul akan didampingi dua striker lainnya, yakni ujung tombak Atletico Madrid, Fernando Torres, dan penyerang Valencia, David Villa. Pelatih Spanyol, Luis Aragones, kali ini memang tidak membawa striker Liverpool, Fernando Morientes, yang biasanya selalu masuk dalam tim Matador.
Sempat bertiup kabar, tanpa Morientes, tim Spanyol bakal mengahdapi tekanan yang lebih besar. Namun, Torres membantahnya. "Memang, biasanya Morientes selalu masuk tim nasional kami, tetapi kali ini Aragones tidak menyertakan dia," kata Torres. "Toh, hal ini tidaklah lantas menambah tekanan bagi tim, soalnya sejak kami bersiap-siap menuju Piala Dunia 2006, tekanan itu sudah datang menghampiri kami."
Torres pun berharap tidak ada anggota skuad Spanyol yang bersikap terlalu optimistis sebelum kejuaraan dimulai. Ia mengingatkan agar segenap anggota kubu timnya belajar dari pengalaman sejumlah tim yang dijagokan namun ternyata tumbang di awal turnamen. Juga ia meminta kepada rekan-rekannya supaya bisa mawas diri berdasarkan pengalaman tim Matador selama ini.
"Saat ini, sudah banyak yang berbicara tentang target di babak perempat final, padahal kami kan belum memenangi satu pertandingan pun!" katanya. "Yang saya inginkan, kami melangkah setahap demi setahap. Langkah pertama, tentu berupaya memenangi pertandingan pertama."
Spanyol bakal berada di Grup H bersama Ukraina, Arab Saudi, dan Tunisia. Di laga perdana, mereka akan ditantang oleh Ukraina di Leipzip pada 14 Juni 2006. Sebelum berlaga di ajang akbar tersebut, Spanyol akan melakukan sejumlah pertandingan uji coba. Ada tiga tim yang bakal menjajal mereka, yakni Rusia, Mesir dan Kroasia.

Wednesday, May 17, 2006

LIONEL MESSI

SIAP UNJUK GIGI DI JERMAN.

Lahir di Rosario, Argentina, pada 24 Juni 1987, Messi mulai bermain sepakbola di usia lima tahun dan sempat disekolahkan di akademi Newell's Old Boys. Namun ia punya masalah pada hormon sehingga perkembangan fisiknya tidak berjalan seperti yang diharapkan.
Keluarganya lalu berimigrasi ke Spanyol untuk mencari mata pencarian baru agar memperoleh tambahan penghasilan untuk pengobatan sang anak. Di sana Messi kecil tetap mengasah kemampuannya mengolah si kulit bundar.
Saat umurnya 13 tahun, seorang pemandu bakat Barcelona menangkap talentanya. Messi lalu dikontrak untuk menimba ilmu di akademi El Barca. Tagihan pengobatannya pun menjadi tanggungan klub Catalan tersebut.Tentang keistimewaan Messi terutama kemampuannya mengontrol dan mendribel bola, mantan pelatihnya yang bernama Enrique Dominguez, pernah berujar demikian: "Dia bisa melakukan apa saja dengan bola dan menentang hukum-hukum fisik. Satu-satunya orang yang pernah kulihat melakukan itu adalah Diego Maradona."
Selain skil, Messi punya kemiripan lain dengan pahlawan Tim Tango saat menjuarai Piala Dunia 1986 itu. Tubuhnya tergolong pendek untuk ukuran Eropa, hanya 169 cm lebih tinggi empat cm dari Maradona. Bedanya, Maradona berbobot "wah", sedangkan Messi mungil.
Rekan setimnya yang juga bertubuh kecil, Deco de Souza, sudah memuji Messi habis-habisan. Gelandang internasional Portugal itu yakin pemain berkaki kidal itu akan menjadi legenda di negaranya.
Debut resmi Messi di tim senior Barcelona terjadi pada 16 Oktober 2004 saat menghadapi Espanyol di Olympic Stadium. Momen itu menjadikannya pemain termuda ketiga yang pernah bermain untuk Barcelona, dalam usia 17 tahun tiga bulan dan 23 hari.
Pada Juni tahun lalu manajemen Barca semakin yakin dengan potensi dan kemampuan Messi. Selain diresmikan sebagai anggota reguler tim inti, ia juga diberi kontrak baru yang konon berlaku sampai 2014. Hak kepemilikan Barca pada Messi baru bisa runtuh apabila ada klub yang menawar pemain tersebut sebesar 10 juta poundsterling atau setara dengan Rp 2,4 triliun!
Messi juga sudah menorehkan prestasi membanggakan di level internasional. Di Piala Dunia Yunior 2005 ia mengantarkan Argentina sebagai juara dan meraih gelar pemain terbaik dan topskor dengan enam gol, yang dua gol di antaranya ia buat di babak final, saat timnya mengalahkan Nigeria 2-1.
Di bulan Agustus 2005 ia melakoni debutnya di timnas senior melawan Hongaria. Namun baru 90 detik masuk lapangan, di menit 64 ia diberi kartu merah karena dianggap menyikut seorang pemain lawan, yang menempel ketat dirinya sampai-sampai menarik bajunya dari belakang.
Di awal tahun ini Messi menerima penghargaan Bola Emas dari majalah olahraga terkemuka di Italia, TuttoSport. Kategori yang ia menangkan adalah pemain muda (U-21) terbaik di Eropa 2005.

FABREGAS


Idola Baru The Gunners!!!

Oleh Arsene Wenger, Francesc Fabregas disebutnya akan menjadi pemain terbaik dunia pada usia ke 20 tahun. Melihat bakatnya, bukan tidak mungkin Cecs bisa memenuhi prediksi itu.
Lupakan Patrick Vieira. Arsenal kini punya jagoan baru. Selain Thierry Henry, Fabregas menjadi omongan publik beberapa pekan belakangan. Dia tampil luar biasa saat menyingkirkan Juventus di perempat final Liga Champions.
Di usianya yang baru 18 tahun, Cesc sudah menjelma menjadi idola baru Highbury. Padahal masih membekas di ingatan bagaimana kekecewaan publik saat mendengar manajemen Arsenal menjual kapten Patrick Vieira. Selama beberapa pekan setelah kehilangan Vieira, Arsenal pun merasakan kehilangan yang amat sangat. The Gunners pun tidak lagi disegani seperti saat mereka menjadi juara tanpa terkalahkan dua musim lalu.
Tetapi seiring perjalanan waktu, Arsenal mulai melupakan kehilangannya. Itu pun tak terlepas dari kehadiran Fabregas yang mengisi lubang peninggalan Vieira. Namun sementara publik membanding-bandingkan penampilan Fabregas dengan pemain asal Prancis ini, Wenger secara gamblang mengungkapkan kelebihan anak buahnya. "Fabregas biasa memanfaatkan kepandaian, sementara Vieira lebih mengandalkan fisik. Jika Vieira bisa sesukses sekarang, maka saya tak ragu kalau Fabregas juga bisa seperti itu," komentar Wenger melihat tampilan gelandang bertahannya itu.
Omongan Wenger tak bisa dianggap sambil lalu. Soalnya pelatih ini punya feeling yang sangat baik. Sebelum bermain di Arsenal, misalnya, nama Vieira atau Henry sekalipun tidak istimewa di telinga publik sepakbola. Tetapi tengoklah setelah mereka sukses di Arsenal. Harga Vieira melejit, sementara Henry kini menjadi incaran klub-klub kaya.
Agak berbeda dengan senior-seniornya tersebut, Fabregas menyandang titel calon bintang Spanyol saat mendarat di Inggris. Dia merupakan anggota timnas U-17 Spanyol yang berlaga di kejuaraan FIFA U-17 World Championship. Ketika itu Fabregas mengantar Spanyol sebagai runner-up di belakang Brasil, sekaligus menyabet dua gelar bergengsi, yakni 'Golden Shoe' (untuk gol terbanyak) serta 'Golden Ball' (untuk pemain terbaik turnamen).
Bakat istimewa pemuda kelahiran 4 Mei 1987 itu pun mulai terendus Barcelona. Namun sebelum dia menandatangani kontrak profesional pertamanya, awal musim 2003-04 Arsenal datang "menyerobot". Wenger memang punya penglihatan yang istimewa. Pada debutnya berkostum Arsenal di laga Piala Liga melawan Rotherham United, Fabregas langsung membukukkan rekor. Belum main saja dia sudah menjadi pemain termuda yang masuk skuad utama Arsenal.
Pada partainya berikutnya Fabregas lagi-lagi menorehkan rekor. Sebuah gol dalam pertandingan yang memenangkan timnya 5-1 atas Wolverhampton Wanderers di ajang Piala Liga membuatnya menjadi pemain termuda yang menorehkan prestasi itu di Arsenal. Musim 2004-05, Fabregas pun mulai mendapatkan tempat utama. Meski bergantian dengan Vieira, dia masih mampu mencuri perhatian dengan torehan 3 gol dalam 46 penampilan. Kepergian Vieira ke Juventus di awal musim 2005-06 pun makin memuluskan jalan Fabregas. Sekarang dialah penghuni lini tengah Arsenal.
Sementara pujian publik ditujukkan buat Fabregas, tetapi yang bersangkutan bersikap sebaliknya.
"Di klub besar dengan manajer yang hebat seperti Arsenal, selalu sulit untuk mempercayai pemain muda. Tapi dia (Wenger) melakukannya dan kami berterima kasih karena kepercayaan yang diberikan padanya," tukas Fabregas seusai leg kedua perempat final Liga Champions melawan Juve. Apakah Wenger yang membuat Fabregas jadi istimewa? Entahlah. Tetapi jika mengingat bakatnya lebih pantas jika pemuda asal Catalunya itu disebut istimewa karena memang demikian adanya.

Friday, May 12, 2006

RICARDO KAKA

LEBIH SIAP!!!!

Empat tahun lalu, di PD 2002 Jepang-Korea, Kaka hanya berfungsi sebagai pemain pelengkap dalam skuad Luiz Felipe Scolari-cuma bermain selama 18 menit melawan Kosta Rika. Kini, gelandang andalan AC Milan itu lebih dewasa dan siap membela Brasil di PD 2006.

Kaka yang bernama lengkap Ricardo Izecson dos Santos Leite baru berusia 20 tahun lebih dua bulan ketika dipanggil Scolari untuk ikut Tim Samba ke Piala Dunia 2002 yang berlangsung di Jepang-Korea. Lima bulan sebelumnya, Januari 2002, Kaka memulai debutnya bersama timnas Brasil saat melawan Bolivia.

Masih miskinnya pengalaman Kaka yang saat itu bermain di Sao Paulo membuat Scolari memutuskan hanya memberikan kesempatan kepadanya untuk tampil dalam laga terakhir babak penyisihan grup yang tidak menentukan saat Brasil melindas Kosta Rika 5-2. Saat itu, Kaka baru bermain di menit ke-72 menggantikan Rivaldo.
Di partai final ketika Brasil menaklukkan Jerman 2-0, sebenarnya Kaka berkesempatan untuk unjuk gigi. Sayang, ketika sedang melakukan pemanasan di pinggir lapangan, wasit Pierluigi Collina dari Italia keburu meniup peluit tanda pertandingan usai. “Sangat penting artinya ikut dalam tim di Piala Dunia 2002. Saya belajar banyak,” kata Kaka.

Kini, usia Kaka telah menginjak 24 tahun, 22 April lalu. Skill dan kualitas penampilan suami Caroline Celico itu telah semakin berkembang. “Sejak itu (PD 2002) saya makin matang dan dewasa. Sekarang, saya rasa, saya lebih siap untuk bermain bersama Brasil,” imbuh Kaka.

Bersama AC Milan yang merekrutnya menjelang musim 2003-04 bergulir, sinar Kaka semakin terang. Bersama-sama Ronaldinho, Ronaldo, dan Adriano, posisi Kaka dijamin aman di Germany 2006. Kuartet maut, itulah julukan bagi mereka.

Wajarlah apabila publik dan penggemar Tim Samba sangat berharap Kaka mampu menampilkan permainan terbaiknya di Jerman. “Kaka mempunyai potensi untuk menjadi pemain terbaik di Piala Dunia nanti,” kata Juninho, playmaker Lyon, rekan setim dan juga rival Kaka.

Besarnya beban yang dialamatkan kepadanya tidak membuat Kaka grogi. “Saya telah mempersiapkan diri sebaik mungkin. Saya sebenarnya senang menerima tanggung jawab yang begitu besar saat ini. Sebab, saya sangat siap untuk menghadapinya,” ujar Kaka yang mengaku tidak akan terlalu ngotot untuk menjadi seorang top skorer di ajang Piala Dunia nanti. “Yang penting, saya tetap fokus ke pertandingan dan mampu membawa Brasil menjadi juara. Itu saja sudah lebih dari cukup bagi saya,” imbuhnya.

TUNJUKKAN AKSIMU!!!!!

Thursday, May 11, 2006

Del Piero

SATU TEMPAT DI AZZURI
Alessandro Del Piero mengharapkan peluangnya untuk mendapatkan satu posisi di tim Piala Dunia Italia kian terbuka setelah ia berhasil memecahkan rekor pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah klub Juventus. Berkat hattrick yang diciptakannya pada saat Juventus membekap Fiorentina dengan skor 4-1 pada rangkaian laga Piala Italia, Del Piero memang berhasil memecahkan rekor pencetak gol terbanyak di klub Juventus dengan jumlah 185 gol.

Jumlah ini melampaui catatan rekor sebelumnya, yaitu 182 gol yang dipegang oleh Del Piero sendiri bersama pemain Juve tahun 1950-an, Giampiero Boniperti. Saat ini, Del Piero juga bisa dibilang adalah pemain tim nasional Italia yang paling berpengalaman. Ia telah mencetak 24 gol dari 77 kali penampilannya bersama tim Azzurri.

Sementara di tim yang tengah dipersiapkan Marcello Lippi untuk Piala Dunia, saat ini sudah ada tiga nama striker yang tampaknya bakal pasti berangkat ke Jerman, yaitu Francesco Totti, Alberto Gilardino, dan Luca Toni. Namun, peluang bagi striker lain masih terbuka lantaran Lippi sendiri pernah menyatakan berniat membawa sekaligus lima striker untuk ajang Piala Dunia mendatang.
Selain tiga nama tadi, masih ada pula nama-nama seperti Christian Vieri, Antonio Cassano, Cristiano Lucarelli, Vincenzo Iaquinta dan Vincenzo Montella yang tengah bersaing untuk masuk skuad Lippi. Maka, Del Piero pun harus bisa bersaing dengan nama-nama tadi untuk memastikan satu tempat di tim Azzurri tersebut.

Dari 19 pertandingan tim Azzuri sejak jabatan pelatih dipegang Lippi, Del Piero memang hanya lima kali dipanggil untuk memperkuat tim tersebut. Dari kelima kesempatan tersebut, pemain berusia 31 tahun ini hanya mampu mencetak satu gol, yakni saat Italia berhadapan dengan Moldova pada September 2004.

Mengenai pemain yang akan dibawanya ke Jerman, suatu kali Lippi pernah menyatakan bahwa ia cenderung membawa pemain yang telah ia lihat prestasinya dalam pertandingan di liga ketimbang melihat pada reputasi atau nama besar seorang pemain. "Hendaknya ia membatalkan komitmennya itu. Semua pemain seharusnya memiliki peluang yang sama untuk tampil di skuad Azzurri," kata Del Piero menanggapi pernyataan Lippi waktu itu.

Namun, kini, agaknya prestasi Del Piero memecahkan rekor pencetak gol terbanyak di Juventus cukuplah untuk membuat Lippi menoleh kepadanya. Apalagi, sebetulnya mereka telah lama bekerja sama di saat Lippi masih menangani Juventus pada periode 1994-1999 dan 2001-2004. Jika Del Piero akhirnya masuk skuad Lippi, berarti Piala Dunia 2006 adalah penampilannya yang ketiga kali di ajang pesta sepak bola akbar sejagat itu.
Alexs Kamu Pasti Bisa!!!!

Wayne Rooney

Butuh Keajaiban

Masih seputar cederanya salah satu striker utama Inggris, Sven-Goran Eriksson mengaku tetap akan membawa Rooney. Pelatih asing pertama buat The Three Lions itu juga mengakui bahwa Rooney butuh keajaiban buat tampil di putaran final. Menurut perkiaraan, ia butuh sekitar enam pekan untuk pulih.


"Saya dikabari bahwa Rooney mengalami keretakan tulang di dua tempat. Entah apa artinya hal itu. Tapi, saya bukan orang pesimistis. Saya dilahirkan seperti itu," tegas Eriksson. Pelatih yang pasti bakal lengser seusai membawa timnya ke Jerman itu berharap terjadi 'keajaiban' agar Rooney tetap bisa tampil.

Rooney mengalami cedera tulang di belakang telapak kakinya ketika menghadapi Chelsea. Kejadian tersebut membuat miris seluruh penonton di stadion saat itu. Mereka tidak memikirkan lagi kekalahan maupun gelar juara liga. Dari hasil pemeriksaan awal memang ditemukan lebih dari satu keretakan tulang. Dokter timnas, Leif Sward, rencananya bakal bertemu Mike Stone, dokter MU tntuk mendiskusikan peluang Rooney.

"Saya mungkin masih akan tetap mendaftarkannya pada tenggat penentuan skuad nanti. Mungkin ada 26 atau 27 nama-nama pemain. Tiga atau empat di antaranya adalah cadangan," jelas Eriksson. Bos United sempat bereaksi keras terhadap optimisme Eriksson. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa peran Rooney sangat dibutuhkan. Apalagi di Jerman nanti Inggris punya ambisi membawa pulang trofi Jules Rimet untuk kali keduanya.
Bisa Sembuh Rooney?

Monday, May 08, 2006

Cristiano Ronaldo

Harus Lebih Dewasa

Muda, bertenaga dan bermodalkan dua kaki yang hidup, Cristiano Ronaldo bisa tampil apik sebagai gelandang serang di dua sisi lapangan. Pemuda berusia 21 tahun ini akan tambah menyulitkan lawan dengan dribel yahud dan tendangan keras.

Pengaruh cowok kelahiran Funchal ini semakin kentara di tim Seleccao, seperti yang diperlihatkannya di klub Manchester United musim ini. Syaratnya, Ronaldo harus mampu tampil efektif dan tidak individualistis.

Bila memperlihatkan kedewasaan, eks pemain Sporting itu bisa menjadi tambahan amunisi yang besar bagi serangan Portugal. Saat penyerang Seleccao mandek, pemuda yang pernah berkunjung ke Aceh dan Jakarta ini bisa tampil di daftar pencetak gol.

Hanya dalam tempo singkat, Ronaldo memang telah menjadi sosok yang terkenal di seluruh pelosok dunia. Dan bermacam perasaan pun bercampur aduk di dalam dirinya menghadapi ketenaran tersebut. "Ada suatu masa ketika kita tak dikenali oleh orang. Waktu itu, mungkin kita bertanya, kapankah kita bisa menjadi orang yang terkemuka? Kapan ada orang yang menanyai riwayat perjalanan hidup kita?" ujarnya.

"Tapi, ketika kita benar-benar terkenal, kita pun mulai bertanya-tanya di dalam diri, mengapa diri kita begitu dikenali oleh orang banyak?" kata Ronaldo menambahkan.

Namun, menurut Ronaldo, hal itu adalah suatu hal yang penting dalam karir. "Sebab, ini artinya apa yang telah kita lakukan rupanya mendapat penghargaan dari orang banyak," ujarnya. "Ini artinya orang lain menyukai kita sebagai sosok pribadi dan pemain sepak bola, yang tentu saja pastilah memiliki pula sisi baik dan buruk," ucapnya. "Dan, saya telah memilih menjadi pemain sepak bola, sehingga memang harus siap menghadapi segala konsekuensinya."

Buang Egomu Cris!!!

Saturday, May 06, 2006

Italia Masih Membara

Di hampir semua negara Eropa persaingan untuk meraih titel juara sudah berakhir, namun tidak demikian di Italia. Kompetisi di negeri 'Pizza' itu sedang panas-panasnya.
Ya, Juventus dan AC Milan menjadi pemeran utama drama menegangkan itu. Rivalitas keduanya masih berlanjut di penghujung naskah sandiwara Seri A di musim ini.
Bayangkan, hingga dua laga tersisa, kedua tim masih saling 'senggol'. Untuk sementara Gli Bianconerri masih unggul tiga angka dari Milan yang mengkoleksi 82 angka.
Bagi Juventus, laga ke-37 mereka akhir pekan nanti menjadi momen tersendiri. Jika meraih kemenangan atas tamunya Palermo di Delle Alpi, maka untuk pertandingan berikutnya Alex Del Piero hanya membutuhkan satu poin untuk menyegel titel scudetto di musim ini.
Namun itupun dengan syarat khusus. Jika Milan kalah atau seri saat dijamu Parma di Ennio Tardini, maka titel juara Seri A praktis menjadi milik Juve dan mereka bisa merayakan gelar mereka di kandang sendiri.
Ada skenario lain lagi yang mungkin terjadi. Juve kalah, Milan menang. Alhasil kedua tim akan menentukan gelar juara di laga ke-38, saaat Juve bakal menjamu Regina dan Milan diundang Roma di Olympico.
Bila tetap seri dalam perolehan angka? Laga playoff kedua tim menjadi penentuan, siapa yang pantas menjadi kampiun Seri A di musim ini. Duel inilah yang banyak menjadi harapan publik Italia dan pecinta sepakbola mengingat rivalitas kedua tim selama lebih dari satu abad lamanya.
Habis-habisan
Yang pasti, kedua tim bakal tampil habis-habisan untuk laga mereka akhir pekan nanti. Juve tentunya tidak ingin disalip Milan, sementara Rossoneri pastinya ingin menggeser "Si Nyonya Tua".
Khusus untuk Juve, mereka bakal melawan tim yang sedang hangat dibicarakan mengenai performanya. Kemenangan 1-0 atas Fiorentina pekan lalu menjadi satu bukti tersendiri bahwa terjangan anak asuhan Giuseppe Papadopulo cukup diwaspadai. Empat punggawa anyar Azzurri pun berasal dari tim asal Italia Selatan itu.
Ya, Andrea Barzagli, Fabio Grosso, Simone Barone dan Cristian Zacardo merupakan pemain penting Palermo di musim ini. Menembus kuartet Rosanero bakal terbilang sedikit sulit.
Bisakah Juve? Melihat mental, skuad dan ambisi, kemungkinan tersebut bisa terjadi. Apalagi skuad Fabio Capello mulai on fire lagi setelah menekuk Siena pekan lalu dengan 3-0, di mana ketiga gol mereka buat hanya dalam delapan menit pertama.
Bagaimana dengan Milan? Parma memang merupakan salah satu tim mapan Italia, dalam hal permainan. Praktis meraih tiga poin di Ennio Tardini bukan masalah gampang. Apalagi ambisi Gialloblu untuk naik ke posisi yang lebih baik di klasemen cukup besar. Belum lagi semangat membalas dendam setelah di putaran pertama kalah 4-3.
Tapi ambisi pribadi Milan juga harus dikedepankan. "Scudetto? Kami tidak akan melepaskannya," ungkap Carlo Ancelotti beberapa waktu lalu.